Deoxa Indonesian Channels

Label

lisensi

Advertisement

Senin, 04 Desember 2023, Desember 04, 2023 WIB
Last Updated 2023-12-04T10:45:48Z
ccddee

pemanfaatan artificial Intelligence

Advertisement
pasang iklan di sini

 pemanfaatan artificial Intelligence 


Di era Industri 4.0 ini, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan telah menyebar luas, mulai dari bidang agrikultur, penerbangan, pendidikan, keuangan, hingga pemerintahan. Penggunaan kecerdasaan buatan di pemerintahan sendiri bukan hal yang baru, banyak Negara sudah menerapkan hal tersebut, salah satunya adalah Australia.



Salah satu contoh penerapan kecerdasan buatan pada pemerintahan Australia adalah untuk layanan customer service dengan membuat virtual assistant pada Australian Taxation Office , sehingga warga tidak perlu bersusah payah untuk datang kekantor pemerintahan jika ada hal yang ingin ditanyakan. Penerapan ini terbukti efisien karena menyingkat birokrasi, setelah satu tahun diluncurkan, layanan ini dapat merespon lebih dari 500 macam pertanyaan, terlibat dalam 1.5 juta percakapan dimana 81% pertanyaan bisa ditanggapi dengan baik oleh teknologi kecerdasaan buatan. 



Pandangan Islam terhadap artificial Intelligence 


      

Perbaikan Infrastruktur Jalan di Desa Ngrengket, Kabupaten Nganjuk Hasilkan Dampak Positif Bagi Masyarakat

Kompasiana.com

Recommended by

Terlihat, banyak sekali keuntungan dalam menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu kita dalam melakukan pekerjaan kita, namun bagaimana Islam berpendapat terhadap kecerdasan buatan ini? Menurut Professor Dr. Mohd. Zakree Ahmad Nazri, (ketua Program Kedokteran (S3) Universiti Kebangsaan Malaysia) yang disadur oleh Menurut Prof. Mohd Zakree Ahmad Nazri, Ketua Program Kedoktoran (S3) di Universiti Kebangsaan Malaysia, istilah Kecerdasan Buatan ini terdiri dari dua kata yaitu: Kecerdasan dan Buatan. Kecerdasan bermaksud hal yang berkaitan dengan kepintaran, kecerdikan dan kebijaksanaan. Sedangkan Buatan (artificial) bermaksud tiruan, sesuatu bukan alami atau tiruan. Prof. Dr. Mohd Zakree Ahmad Nazri juga menambahkan bahwa Kecerdasan Buatan dalam bahasa dan perspektif beliau, adalah seperti berikut:


"Ilmu dan teknik yang tertumpu pada metode komputer untuk memprogram suatu aplikasi dan mesin cerdas dengan meniru kepintaran manusia atau sunnatullah yang memelihara dan mengatur seluruh alam dan isinya yang ada di darat, laut dan udara. Ahli ilmu komputer berusaha berinovasi dengan menciptakan mesin yang dapat melihat, mendengar, berbicara, berfikir, berhitung, berjalan, berlari, mencari dan segala kemampuan manusia, kecuali mempunyai emosi, berintuisi, berkreasi dan lain-lain yang begitu subjektif.


Penjelasan yang menarik dari seorang Profesor di bidang Kecerdasan Buatan yang mengaitkan antara Kecerdasan Buatan dan Sunnatullah. Beliau menambahkan bahwa sunnatullah yang beliau maksud di sini adalah hukum atau ketentuan Allah Azza wa Jalla yang saintis barat sebut Nature's Law, Intelligent Design dan sebagainya yang merangkumi hukum fisika, biologi, kimia, astrologi dan sebagainya. Sunnatullah adalah suatu sistem dan peraturan yang ditentukan oleh Allah Taala untuk manusia, hewan dan semua jenis makhluk di dunia ini. Sunnatullah tidak akan berubah dan tidak ada siapa yang dapat merubahnya sejak Allah Taala wujudkannya sampai kapanpun




Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Perspektif Islam Mengenai Penerapan Artificial Intelegence", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/akbarrahmadhiyanto/5de4e41ed541df69fe677282/perpektif-islam-mengenai-penerapan-artificial-intelegence


Kreator: Akbar Rahmadhiyanto




Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

pasang iklan di sini
pasang iklan di sini
pasang iklan di sini
pasang iklan di sini